Friday, October 14, 2011

Novel.

Just had my dinner. Jadi ngaret deh ngepostnya. Hmm.

Belakangan ini seperti apa yang udah gue katakan sebelumnya. Semuanya itu terlalu. Terlalu banyak tugas yang harus dikerjain. Terlalu banyak les yang harus didatengin. Terlalu banyak ulangan. Terlalu dan terlalu. Alamat palsu abis. Hehe gak nyambung ah.

Minggu lalu. Persis hari Minggu. Di mana hari senennya gak ada ulangan. Gue inget sama novel yang waktu libur lebaran lalu gue beli, tapi belom sempet baca. Novel karangan Esti Kinasih. Novel-novel dia bagus2 kalo menurut gue pribadi. Gue sendiri baru pernah baca "Dia, Tanpa Aku". Dan dalam waktu seminggu ini gue udah selesaiin baca 2 karangannya lagi. "Jingga dan Senja" & "Jingga Dalam Elegi". Dua novel ini adalah satu kesatuan, alias nyambung. Bahkan ada lanjutannya yang ke3. Judulnya "Jingga Untuk Matahari". Tapi sampe hari ini gue belom nyentuh, liat atopun baca novel lanjutannya. Udah keluar belom sih? Oh ga tau ya? Gue juga belom tau. Harus secepetnya beli, kalo ga pasti nanti jadi basi. Gue bakalan lupa sama jalan ceritanya -___-

Buat yang penasaran. Ini sinopsis dari kedua novel tsb.


Tari dan Ari, dua remaja yang dipertemukan oleh takdir. Selain bernama mirip, mereka juga sama-sama lahir sewaktu matahari ter-benam. Namun, takdir mempertemukan mereka dalam suasana “perang”. Ari yang biang kerok sekolah baru kali ini bertemu cewek, adik kelas pula, yang berani melawannya. Kemarahan Ari timbul ketika tahu Tari diincar oleh Angga, pentolan SMA musuh.
Angga, musuh bebuyutan sekolah Ari sekaligus musuh pribadi Ari, langsung berusaha mendekati Tari begitu cewek itu tak sengaja terjebak dalam tawuran dan Ari berusaha keras menyelamatkannya. Demi dendam masa lalu, Angga bertekad harus bisa merebut cewek itu. Memanfaatkan peluang yang ada, Angga kemudian maju sebagai pelindung Tari. Ari yang selama ini dikenal tidak peduli terhadap cewek tiba-tiba saja berusaha mendapatkan Tari dengan segala cara. Namun, predikat buruk Ari jelas membuat Tari tidak ingin berurusan dengan cowok itu. Semakin Ari berusaha mendekatinya, semakin mati-matian Tari menjauhkan diri…

Sejak peristiwa pagi hari saat melihat mata Tari bengkak, Ari jadi penasaran. Benarkah itu hanya karena Ari menghapus nomor HP Ata dari HP Tari, ataukah karena Angga? Kalau memang karena Angga yang notabene musuh bebuyutan Ari, Ari ingin tahu apa yang telah dilakukan cowok itu terhadap Tari.
Setelah menemukan a shoulder to cry on pengganti Angga dalam diri Ata, perlahan-lahan Tari mulai melupakan Angga. Sikap Ata yang bertolak belakang dengan Ari membuat Tari nyaman bersama Ata. Ia pun curhat habis-habisan kepada Ata yang lembut, penuh perhatian, baik hati, dan yang baru belakangan Tari sadari berhasil membuat jantungnya berdebar tak keruan. Gangguan dan intimidasi Ari sampai tidak diacuhkannya. Inilah yang membuat Ari makin salah tingkah-kini saingannya bukanlah Angga, melainkan saudara kembarnya sendiri.
Namun, saat Tari merasa telah menemukan pelabuhan hatinya, satu rahasia besar perlahan-lahan terkuak.
Tari merasa... lambat laun Ata semakin mirip Ari...



Dua novel ini sukses buat gue rada gak konsen belajar. Mulai mengkhayal. Berharap gue bisa masuk ke dalam cerita dan menggantikan peran Tari(peran utama). Zzz abis ya. Tapi itulah gue. Gampang terbawa suasana HEHE.

Intinya, kalian harus baca novel-novel ini!!! hahaha *asli gue ga dibayar sama Esti Kinasih buat promo-in novel dia*


No comments:

Post a Comment